jam 21.09 tadi. hujan turun lagi. laju kami menurun. wiper di kecepatan sedang. tangan kanan menopang dagu dan sikutnya bersandar ke pintu. tangan kiri di pukul 12 setir. bukan posisi aman, tapi salah satu posisi tersantai.
kembali mencoba mengingat kata-katanya secara rinci. apa yang dia tanyakan, apa yang saya jawab. obrolan itu dilatarbelakangi quando quando quando. tepat sekali. usb yang diset untuk random shuffle pun masih mendukung saya.
kembali berpikir bagian mana yang salah. entahlah. mungkin ini saat yang sempurna untuk berkata, semua akan indah ketika waktunya.
mungkin saya memang belum terlihat serius. tidak seserius standing wave progo di musim hujan. atau ketukan swing pada sebuah permainan musik jazz. atau para pengajar muda di daerah-daerah terpencil negeri ini. atau angin yang tidak pernah terlihat namun selalu ada.
No comments:
Post a Comment