awan

awan
Above Java

Sunday, 4 December 2011

super emo

emo (bacanya biasa aja, emo bukan imo) adalah istilah yang biasa digunakan salah satu teman baik saya ketika sedang merasa terharu, sedih dan sebagainya.

di khutbah solat jumat kemaren, saya lagi emo kuadrat sepertinya, entah kenapa. khutbah kedua yang biasanya pendek dan berbahasa arab, kali ini tidak. khotib menyisipkan satu cerita berbahasa indonesia yang berhasil membuat saya menangis sesenggukan. sebagai tambahan, khotibnya tipe yang bersuara lantang dan ekspresif. begini ceritanya..

"..setingnya adalah Fukushima setelah terkena tsunami. di sebuah kamp pengungsian, ada seorang anak kecil yang mengantri pembagian makanan. orang tuanya entah kemana. ia mengantri di tengah-tengah orang dewasa lainnya dan antriannya pun cukup panjang. dengan bajunya yang basah dan lusuh ia sabar menunggu. seorang polisi penjaga keturunan Vietnam melihat anak kecil tersebut dan merasa kasihan. mencoba berempati, ia lalu berjalan ke meja pembagian ransum dan mengambilkan satu porsi untuk si anak kecil itu. diberikannya makanan itu kepada si anak, berterima kasihlah dia dengan sopan. setelah menerima makanan, bukannya dimakan ransum itu, si anak berjalan ke depan dan mengembalikan makanan tersebut ke meja pembagian. sang polisi terheran-heran dan bertanya mengapa dikembalikan makanan tadi. si anak menjawab dengan polosnya, "tidak apa-apa, pak. tapi saya nanti pasti akan dapat giliran kok".
lihatlah! di luar sana, bahkan oleh umat bukan muslim, kepentingan umat didahulukan! bahkan oleh seorang anak kecil! di sini?! di negara kita?!.."

seselesainya dua rakaat solat jumat itu, saya ga bisa gerak. saya cuma bisa membayangkan anak kecil tadi sambil menangis. entah kenapa saya menghayati betul cerita tadi. saya bayangkan dengan detail lokasi pasca tsunami, badan si anak yang kedinginan juga kelaparan. lucunya, bisa saja cerita tadi hanya rekaan. saya tahu itu. tapi kenapa saya tetap menangis. saya mencoba mencari-cari alasan apakah saya pernah mengambil hak orang lain. apakah saya pernah sejahat itu. jika tidak, kenapa cerita tadi ngena banget buat saya. sorenya, saya ceritakan perasaan saya ke Dhya..sama saja. eyes losing clear vision. blurred.

sejak khutbah, saya janji sama diri sendiri. saya ga akan jadi bagian dari orang-orang yang senang mengambil hak orang lain. insyaallah.

yang saya masih bingung, kenapa ada situasi tertentu yang bisa berefek luar biasa buat orang-orang tertentu. ya saya tahu sih, memang stimulus yang sama bisa mengakibatkan respon yang berbeda-beda, tapi untuk kasus ini saya masih bingung..kenapa?

semoga kepercayaan kita masing-masing semakin kuat dan terjaga.

No comments:

Post a Comment